Selasa, 03 Januari 2017

Suasana penutupan masa Adven ke-5 dengan ibadat sabda
bertempat dirumah kel. Bp. Basari
suasana cukup meriah dengan diikuti oleh banyak umat lingkungan-1
Bravo "the power of ibu-ibu" and "the power of bapak-bapak"
Berkah Dalem Gusti

Kamis, 22 Januari 2015

Sudah terbit Berlina edisi 2

Salam Damai Sejahtera dalam Yesus Kristus,

Aduh, setelah sekian lama gak buka-buka blog, akhirnya kangennya dapat terlampiaskan juga, audient yang terkasih akhirnya berlina edisi 2 sudah bisa dibagikan ke umat lingkungan 1, untuk mereka yang belum kebagian bisa mendownload dari blog ini, mudah-mudahan hal ini dapat menambah iman katolik umat lingkungan 1, dapat mejadi spirit dalam berinteraksi, baik dengan Allah maupun dengan sesama umat lingkungan 1, dan juga dapat menambah semangat pelayanan ke umat.

Syalom.


Berkah Dalem.

Redaksi Buletin Lingkungan Satu ( Berlina )

Link download berlina 2
http://www.4shared.com/web/preview/pdf/5BVIX_ZSba?

Minggu, 23 Maret 2014

Sekapur Sirih dari Ketua Lingkungan 1, untuk Berlina

Salam Damai Sejahtera dalam Yesus Kristus,

    Seluruh umat lingkungan 1, wilayah St. Katarina yang saya cintai dan saya banggakan, seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, saya atas nama seluruh umat di lingkungan 1, menyambut baik terbit perdananya buletin umat lingkungan 1 ini.
    Buletin ini merupakan kegiatan dari sie pewartaan, dimana didalam bulletin tersebut akan memuat kegiatan-kegiatan di lingkungan 1, serta artikel-artikel yang dikirim oleh umat, dari umat dan untuk umat.
   Semoga dengan terbitnya buletin lingkungan 1 ini, dapat menambah wawasan dalam hal komunikasi antar umat di lingkungan 1, saya pribadi percaya, buletin ini sebagai sarana kegiatan dari sie pewartaan, akan menambah iman didalam paguyuban umat di lingkungan 1.
    Marilah melangkah bersama untuk dapat menjadi utusan yang setia, dan bersedia untuk saling melayani, sebagai sesama umat Kristiani.

v  Mari kita belajar saling memberi, saling berbagi, melengkapi, melindungi, saling mendorong satu sama lain, dan saling mendukung.

v  Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu.

     Tuhan Yesus memberkati, dan Bunda Maria mendampingi, Amin

     Banyumanik, Maret 2014
     Ketua Lingkungan 1




     Y.F Warsitaningsih

Note :
Buletin Berlina online, silahkan download di :
http://www.4shared.com/web/preview/pdf/FO2KEJeOba?


Selasa, 28 Januari 2014

7 Keajaiban

Salam sejahtera dalam nama Tuhan YESUS,

Seorang guru memberikan tugas kepada siswa-siswanya untuk menuliskan 7 keajaiban dunia. Tepat sebelum kelas usai, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Seorang gadis kecil paling pendiam dikelas itu, dengan ragu-ragu mengumpulkan tugasnya, dialah siswa yang mengumpulkan paling akhir. Tidak ada seorangpun memperhatikan hal itu. Sang guru kemudian memeriksa tugas siswa-siswanya itu. Sebagian besar siswa menulis 7 keajaiban dunia itu demikian :

1. Piramida.
2. Taj mahal.
3. Tembok besar cina.
4. Menara pisa.
5. Kuil angkor.
6. Menara eiffel.
7. Kuil Parthenon.

Sebagian besar perbedaan yang mereka sebut hanya pada urutan penulisan daftar bangunan-bangunan tersebut. Ketika guru membaca sampai lembar paling akhir, milik si gadis kecil pendiam itu, sang guru terdiam. Isi dari 7 keajaiban dunia yang ditulis si anak pemalu itu adalah :

1. Bisa melihat.
2. Bisa mendengar.
3. Bisa menyentuh.
4. Bisa bernafas.
5. Bisa merasakan.
6. Bisa memberi
7. Bisa mencintai.

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran-lembaran tugas siswa-siswanya. Kemudian ia menundukkan kepala, menutup mukanya dan berdoa. Ia mengucap syukur untuk seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yang telah mengajarkannya sebuah pelajaran hebat.

Refleksi :
Kita tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban. Keajaiban itu ada disekeliling kita untuk kita miliki. Berpikirlah sederhana, jangan bebani pikiran anda dengan hal-hal negatif, maka anda akan mampu melihat karya Tuhan di tengah badai sekalipun.

Minggu, 07 April 2013

Benarkah Yudas Iskariot Berjasa dalam Karya Penebusan Yesus ?


Perempuan di Makam

Benarkah Yudas Iskariot Berjasa dalam Karya Penebusan Yesus ?

Dear My blog reader,
Salam damai sejahtera selalu dalam kasih Tuhan Yesus.
ada sebuah artikel yang membuat saya tertarik, yaitu artikel pada majalah umat Salam Damai Edisi 04 Volume 05 April 2013, seperti yang sudah tertulis diatas.
dan berikut adalah jawaban dari Romo AG Luhur Prihadi Pr ( Romo Kepala Paroki Katedral Semarang ).

Sdr. Vincent yang baik,
     Tidak hanya saudara yang mempunyai pernyataan "nakal" dan pertanyaan tersebut. Karena memang ada sebagian orang yang mengatakan bahwa Yudas Iskariot berjasa dalam terjadinya karya penyelamatan,  sehingga dengan demikian, Yudas tidak berdosa.
     Dengan mengatakan bahwa Yudas Iskariot berjasa dalam terjadinya penyelamatan Tuhan, itu hampir sama saja dengan mengatakan bahwa Setan yang membuat Adam dan Hawa berdosa juga berjasa, karena dengan itu Yesus turun ke dunia dan menunjukkan kepada umat manusia tentang kasih Allah yang tak terbatas.
     Jadi sebenarnya kita tidak bisa berkata bahwa tanpa Yudas tidak ada keselamatan, karena Tuhan juga dapat menggunakan cara lain. Dalam artian, tanpa pengkhianatan Yudas, orang Farisi juga tetap dapat menangkap Yesus dan berusaha untuk membunuhnya, seperti yang diceritakan dalam beberapa kejadian di Injil (Yoh 5:18; Yoh 7:1). Dengan kata lain karya penyelamatan Tuhan tidak tergantung pada Yudas. Atau secara sederhana dapat diungkapkan bahwa Karya Penyelamatan itu adalah rencana Tuhan yang tidak tergantung pada siapapun; apalagi tergantung pada Yudas.
     Mungkin pernyataan yang lebih baik adalah "Tuhan dapat mendatangkan sesuatu yang baik dari sesuatu yang buruk untuk menyatakan Kemuliaan-Nya". Keburukan dosa yang terekspresi lewat setan yang menggoda Adam dan Hawa, mendatangkan rencana Tuhan yang paling indah, yaitu misteri Inkarnasi.
     Yesus secara jelas mengatakan, "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik lagi bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan" (Mat 26:23-24).
     Jadi kita tidak perlu ingin menjadi orang "berjasa" dengan menjadi serupa dengan Yudas. Kalau kita pernah mengkhianati Yesus, mari segera kita bertobat. Berkah Dalem.***

Pojok Refleksi.
Saudaraku my blog reader,
memang tipis jarak antara dosa atau tidak, sehingga kita umat manusia sering kali berbuat sesuatu yang tanpa kita sadari itu adalah perbuatan dosa, apa yang kita anggap mulanya baik ternyata adalah perbuatan dosa. memang dengan cara seperti itulah setan menyesatkan umat manusia, butuh Iman yang kuat dan mendalam untuk dapat mengerti apa yang baik dan apa yang dosa.
Syalom, Berkah Dalem

Minggu, 25 November 2012

Mengenal sejarah lilin Adven



Asal-mula Masa Adven
Oleh : Fr. William P. Saunders *

Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul ( 30 November ). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November ( pesta St. Martinus dari Tours ) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan.

Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I ( wafat thn 496 ), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I ( wafat thn 604 ) memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St. Gregorius VII ( wafat thn 1095 ) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa Adven menjadi empat.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus ( Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang” ). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua”.

Oleh sebab itu, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan didorong untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia ini. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak, kita  ingat didalam Syahadat bahwa Kristus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan mati dan kita harus siap untuk bertemu dengannya.

Suatu cara yang baik dan saleh untuk membantu kita dalam masa persiapan Adven adalah dengan memasang Lingkaran Adven. Lingkaran Adven merupakan suatu lingkaran, tanpa awal dan akhir: jadi kita diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-NyaTiga batang lilin berwarna ungu melambangkan tobat, persiapan dan kurbansebatang lilin berwarna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhirTerang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin setiap hari menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Setiap keluarga sebaiknya memasang satu Lingkaran Adven, menyalakannya saat santap malam bersama dan memanjatkan doa-doa khusus. Kebiasaan ini akan membantu setiap keluarga untuk memfokuskan diri pada makna Natal yang sebenarnya.

Secara keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama: “Bapa di surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juru selamat kami, dan berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut terang kebenaran-Nya.

Pojok Refleksi :

Ada 4 lilin yang menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata: "Aku adalah Damai." "Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: "Aku adalah Iman." "Sayang aku tak berguna lagi." "Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:"Aku adalah Cinta." "Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala." "Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna."
"Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya."
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga...

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: "Eeh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!"

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:

Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

Akulah H A R A P A N "

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.
yang ada dalam hati kita....dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!


* Fr. Saunders ipastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: The Celebration of Advent” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2003 Arlington Catholic Herald.  All rights reserved; www.catholicherald.com
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

Jumat, 19 Oktober 2012

Ziarah ke Gua Maria Sendangharjo Blora






SALAM SEJAHTERA selalu untuk seluruh umat wilayah St. Katarina Banyumanik
Setelah sekian lama tidak ada posting baru, berikut kami wartakan tentang kegiatan umat wilayah St. Katarina, saat mengadakan ziarah ke gua Maria Sendangharjo Blora, yang diikuti dengan bantuan sembako kepada umat disekitarnya, dan juga ziarah ke gua Maria Ratu Rosari Lasem, berikut adalah sebagian dari kegiatan tsb.






gua Maria Ratu Rosari, Lasem